Benarkah Ada Rahasia Psikotes?

Ilustrasi peserta sedang tes psikologi
Image source: bali.tribunnews.com

Faktanya adalah rahasia psikotes itu memang ada, tetapi bagaimana rahasia untuk memanipulasi, untuk memenangkan sebuah psikotes, itu sangat mustahil. Sangat mustahil di manipulasi, bahkan psikolog pun jika dites.

Banyak sudah sudah orang yang mau memenangkan tes psikologi dengan latar belakang mau diterima kerja suatu perusahaan, mau diterima sebagai siswa di suatu sekolah SD, SMP, atau SMA, atau mau kenaikan pangkat suatu pekerjaan, atau dalam situasi mau menjalani sesi diagnosa kejiwaan sebelum psikoterapi bahkan.

Mereka mulai berniat mencari kesana kemari, “ok google, rahasia psikotes.”, ungkap mereka dengan mesin pencari yang mereka ketikan dan perintahkan di komputer dan ponselnya.

Jadi, mengapa itu mustahil, menurut Anda? Menurut saya, adalah karena banyaknya faktor yang mustahil untuk diubah dalam diri yang dites. Yaitu:

  • Bisakah Anda berperan seolah-olah cerdas menjawab soal?, dan saat dicek benar/baik semua?
  • Bisakah Anda berperan sebagai pura-pura orang cepat dalam bekerja, dan tidak membuat kesalahan dalam tes itu?
  • Tahukah Anda bahwa jika Anda berpura-pura sebagai orang cepat dalam bekerja dalam satu soal, ternyata di soal lain pertanyaan sama, sehingga Anda terkecoh? ini namanya tingginya sebuah reliabilitas alat tes yang dibuat psikolog.
  • Tahukah Anda tes psikologi itu macamnya bukan hanya kebenaran atau kesalahan saja, tetapi bahkan baik tidaknya, terpola tidaknya, dan terkesan dimanipulasi tidaknya memiliki ciri masing-masing dalam tes tertentu, contohnya tes PAPI KOSTICK.
  • Bisakah Anda menggambar dalam tes menggambar kepribadian, pohon, wartegg, atau orang, dengan tidak mengikuti instruksi tester? sehingga membuat Anda menggambar apa yang dilarang tester, dan Anda pastinya mengikuti instruksi tester.

 

Sejauh ini psikotes dapat ditemui terdiri dari beberapa macam perkembangan, berikut:

Genetic Intellectual

CFIT (Cultural Fair Intelligent Test) adalah satu contohnya, psikotes IQ yang bertujuan mengetahui ‘DAYA’ neuron otak seseorang bergerak atau berfungsi atau tingginya kemampuan kerja intelektual suatu otak, tetapi bukan kecerdasan dalam bidang tertentu. Contohnya adalah saya dianggap teman-teman saya cerdas, padahal IQ saya hanya 95 atau 90 lupa, segitu saja di tes ini (CMIW… ^_^). Padahal label orang intelek untuk tes ini minimal angka ratusan ke atas (ada norma kondisionalnya). Dan satu lagi, intelektual adalah di otak, sedangkan kecerdasan bisa jadi di otak/imajinasi/logika, hati/emosi, daya gerak/atlet, pandai bicara, dan lain-lain. Dan terakhir, mengapa orang barat kebanyakan cerdas, karena mereka cerdas berasal dari turunan gen dari nenek moyang mereka yang beruntung rezeki Allah ada gen otak yang bagus. Namun, contoh saja mengapa ada tunawisma di negeri Barat (padahal orang barat kan cerdas), karena mereka belum menyelesaikan sekolah/belajarnya terhadap sesuatu, dan menyangkut kecerdasan ganda (multiple intelligence) dimanakah manusia akan mengembangkannya? begitu. Jika orang tunawisma itu memiliki gen yang sangat baik, tetapi tidak mengembangkan kecerdasan di suatu bidang artinya mubazir (bisa saja dikatakan bodoh, walaupun daya IQ otaknya mampu untuk bekerja berat/cerdas semestinya).

 

Multiple Intelligences

IST (Inteligent Structurize Test) adalah satu contohnya, psikotes kecerdasan dalam bidang-bidang tertentu. Tes ini memakan waktu yang agak lama dan melelahkan bagi yang dites, usahakan sarapan/makan sebelum jika menduga akan ada tes ini. Satu lagi, menyangkut kisah orang barat yang tunawisma, sekarang contohnya adalah anak autis, apakah Anda sering menganggap mereka bodoh dan tidak memiliki gen yang baik? menurut saya mereka tidak bodoh, tetapi memiliki gen yang ‘kurang baik’ mungkin iya. Tetapi saat mereka mengikut sesi pengembangan diri dari terapis mereka mampu berkarya dan mengerjakan sesuatu yang menghasilkan. Ini adalah kecerdasan, walaupun intelektual neuron otaknya atau IQnya kurang, tetapi kecerdasan menjadi hal yang berbeda. Contohnya yang digali dari tes IST adalah daya mengingat, daya kosakata sinonim/antonim, daya berhitung, daya imajinasi, dan lain-lain.

 

Personality Perception

PAPI KOSTICK, tes DISC, atau EPPS adalah salahsatu contohnya, dalam tes ini menggali kepribadian seseorang persepsinya, baik persepsi pikiran sadar maupun persepsi yang ada di pikiran bawah sadarnya, atau kesatuan dari keduanya, bahkan konflik psikologis antara keduanya itu. Sehingga hanya akan membuat kesalahan yang sedang menjawab soal tersebut. (Catatan: tidak ada jawaban salah di tes kepribadian, yang saya maksud salah di kalimat sebelumnya adalah kesalahan bawah sadar karena ada konflik persepsi yang disadari atau bawah sadar).

 

Nonverbal Personality Projection

WZT (Wartegg), BAUM (gambar pohon), DAP (gambar orang). Bagian kategori tes ini saya berani jamin bagi Anda yang bukan lulusan psikologi, anda ‘100% salah’ jika Anda merujuk informasi di internet atau diskusi teman adalah benar. Karena metode tes ini memerlukan underlying understanding (pemahaman sesuatu yang ada di dalam, di dalam apa? CMIW ^_^. Cara kerja pikiran bawah sadar seseorang yang hanya bisa Anda fahami sepenuhnya jika lulus psikologi profesi/gelar psikolog). Jadi, jika saya bagikan di sini hanya akan menyesatkan orang-orang saja, malah berbahaya bisa membuat Anda tidak lulus tes jika salah memahami teorinya.

 

Verbal Personality Projection

TAT (Thematic Apperception Test), dan RORSCHACH. Sama dengan yang di atas. Bahkan tes ini ‘sangat berbahaya’ digunakan bagi orang awam/publik dari sisi dampaknya jika salah menggunakan. Hanya sering digunakan untuk terapi/kondisi klinis, ataupun psikologi forensik. Jadi, jika saya bagikan di sini hanya akan menyesatkan orang-orang saja, malah berbahaya bisa membuat Anda gagal diterapi jika salah memahami teorinya, atau Anda masuk penjara karena jika kasusnya dalam penyelidikan, dan Anda salah berperilaku, karena merasa sudah tahu cara kerja tes TAT atau RORSCHACH ini.

 

Attention & Auditory Performance

AA (Army Alpha) adalah tes yang bertujuan mengetahui daya seseorang dalam memperhatikan (memilah dan memilih harus fokus terhadap apa), mendengar dengan baik (benarkah kalimat/sesuatu yang didengarkan), serta pemahaman terhadap instruksi (rumit atau mudahkah instruksi tersebut untuk dikerjakan).

 

Work Performance

KRAEPELIN, atau PAULI adalah salahsatu contohnya yang bertujuan mengetahui kondisi rutinitas, gaya kerja, atau gaya hidup seseorang. Seperti kecepatan kerja, ketelitian kerja, ketahanan kerja, kestabilan kerja, dan lain-lain, yang berdasarkan kondisinya saat itu (kondisi hasil tes psikologis dapat saja tidak fit dengan tujuan, jika tidak serius mengerjakan atau menyeleweng pengerjaannya, atau memanipulasi menyalahi instruksi). Dan pada kategori tes ini sering juga disebut tes objektif. Tetapi saya katakan semua kategori tes di atas adalah objektif jika digunakan dengan tepat sesuai kemampuan praktisi psikolog. Karena berdasarkan validitas dan reliabilitas penelitian setiap alat tesnya yang kuat dan tinggi sebelum diterbit dan disebarkan ke penjuru dunia.

 

Begitulah rahasia psikotes, apakah sekarang Anda dapat mengambil kesimpulan? Benarkah ada rahasia psikotes? Bisakah tes psikologi di manipulasi agar lulus? Saya yakin Anda sudah tahu jawabannya jika dengan fokus memperhatikan setiap sharing saya di atas. Demikian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *