image source: instagram.com/p/BlGI9GOAfIU/
MATAKULIAH: Psikologi Konseling
DOSEN: ***
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
IAIN ANTASARI
BANJARMASIN
2014
LAPORAN
KONSELING INDIVIDUAL
KONSELING INDIVIDUAL
A.
IDENTITAS
KONSELI
IDENTITAS
KONSELI
Nama
: MW (disamarkan)
: MW (disamarkan)
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Usia : 22
Agama : Islam
Kelamin : Laki-laki
Usia : 22
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
B.
WAKTU KONSELING
WAKTU KONSELING
PERTEMUAN
|
HARI/TANGGAL
|
TAHAPAN
|
I
|
Selasa, 24
Juni 2014 |
1.
Building Rapport / Entry –
Menyiapkan tempat nyaman & jarak yang efektif –
Menanyakan kabar –
Mengedukasi asas kerahasiaan –
Memberitahu yang ingin dikatakan saja, yang kurang nyaman disimpan saja dulu –
Meminimkan resistensi –
Mengamati status connectedness sudah baik 2.
Listening –
Mengetahui topik / Pemilahan Aplikasi konseling (Psi.pendidikan > pola atau manajemen waktu belajar & mengerjakan tugas kuliah) –
Menemukan Jenis masalah (non-emotion / strategi Cognitive-Behaviour-therapy), 3.
Feedback & Opinion –
Mengaplikasikan strategi pendekatan (cognitive-behaviour-therapy) dalam konseling 4.
Summarizing –
Status kilien terakhir adalah memiliki kedisiplinan hanya di saat tertentu (terdesak) –
Mengajak klien mengingat hal yg bahagia & menenangkan –
Mengajak klien menentukkan pilihannya dan menjalankan keputusannya –
Memilih waktu pertemuan berikutnya & mengetahui perkembangan nantinya |
II
|
Rabu, 25 Juni
2014 |
1. Building
Rapport / Entry –
Menyiapkan tempat nyaman & jarak yang efektif –
Menanyakan kabar –
Minta izin direkam & Mengedukasi asas kerahasiaan –
Mengamati status connectedness sudah baik –
Menanyakan perkembangan hasil sebelumnya berkonsultasi 2. Listening
–
Teramati klien masih belum memecahkan masalahnya 3. Feedback
& Opinion –
Mengaplikasikan strategi pendekatan (skedul-penguatan & client-centered therapy) dalam konseling 4.
Summarizing –
Status klien sudah mengerti untuk mengingat hal-hal yang bahagia –
Mengajak klien untuk menindaklanjuti ketidakdisiplinan itu agar disiplin dan penuh bahagia menjalaninya dengan sabar |
C. DESKRIPSI
MASALAH
MASALAH
Konseli atau
klien merupakan seorang mahasiswa di salah satu Institut Agama Islam Negeri di
Banjarmasin. Dia merupakan pelajar/mahasiswa yang baik, dengan mengerjakan
tugas tepat waktu, rajin dan sabar dalam belajar. Akan tetapi, ketika mulai
menghadapi tugas akhirnya yaitu skripsi dia mengalami permasalahan pola atau
manajemen waktu dalam hidupnya sehari-hari. Hingga membuat dia menjadi kurang bersemangat
mengerjakan suatu tugas. Kata bersemangat sebagai pengalihan kata oleh konselor
(sebenarnya klien pada masalah kedisiplinan). Jadi, agar klien lebih nyaman
mendengarnya saat konseling.
klien merupakan seorang mahasiswa di salah satu Institut Agama Islam Negeri di
Banjarmasin. Dia merupakan pelajar/mahasiswa yang baik, dengan mengerjakan
tugas tepat waktu, rajin dan sabar dalam belajar. Akan tetapi, ketika mulai
menghadapi tugas akhirnya yaitu skripsi dia mengalami permasalahan pola atau
manajemen waktu dalam hidupnya sehari-hari. Hingga membuat dia menjadi kurang bersemangat
mengerjakan suatu tugas. Kata bersemangat sebagai pengalihan kata oleh konselor
(sebenarnya klien pada masalah kedisiplinan). Jadi, agar klien lebih nyaman
mendengarnya saat konseling.
Secara
keseluruhan, klien mengungkapkan bahwa dia selalu kekurangan waktu, sulit
membagi waktu dan hanya penuh semangat (penuh disiplin definisi sebenarnya)
kalau target itu sudah sangat dekat (tedesak). Dan dia juga menggambarkan
perilakunya kurang disiplin ini terus-menerus terlibat pada tugas proposal
skripsinya. Yang kunjung tidak selesai-selesai.
keseluruhan, klien mengungkapkan bahwa dia selalu kekurangan waktu, sulit
membagi waktu dan hanya penuh semangat (penuh disiplin definisi sebenarnya)
kalau target itu sudah sangat dekat (tedesak). Dan dia juga menggambarkan
perilakunya kurang disiplin ini terus-menerus terlibat pada tugas proposal
skripsinya. Yang kunjung tidak selesai-selesai.
D. ANALISIS
MASALAH
MASALAH
Dari hasil
obrolan saya dan klien tersebut terlihat sudah jelas konseli memiliki masalah
yang sulit untuk diatasi. Yaitu sub-kepribadian yang bertentangan,
sub-kepribadian yang satu menginginkan
mengerjakan tugas dengan semangat dan disiplin dengan waktu. Namun
sub-kepribadian kedua menginginkan menyegarkan pikiran dan bermalas-malasan. Ada
Dalam sebuah teori parts therapy dari hipnosis artinya perilaku yang
sangat sulit diubah pada umumnya berakar kepada suatu “keuntungan tersembunyi”
yang terdapat pada perilaku dimaksud, disebut juga sebagai Secondary Gain.
Secara sederhana, dalam diri klien terdapat dua pribadi yang saling
bertentangan, dimana satu pihak berusaha untuk menuju perubahan yang
diinginkan, sedangkan di sisi lain terdapat pihak yang berusaha mempertahankan
perilaku dimaksud karena adanya Secondary Gain.
obrolan saya dan klien tersebut terlihat sudah jelas konseli memiliki masalah
yang sulit untuk diatasi. Yaitu sub-kepribadian yang bertentangan,
sub-kepribadian yang satu menginginkan
mengerjakan tugas dengan semangat dan disiplin dengan waktu. Namun
sub-kepribadian kedua menginginkan menyegarkan pikiran dan bermalas-malasan. Ada
Dalam sebuah teori parts therapy dari hipnosis artinya perilaku yang
sangat sulit diubah pada umumnya berakar kepada suatu “keuntungan tersembunyi”
yang terdapat pada perilaku dimaksud, disebut juga sebagai Secondary Gain.
Secara sederhana, dalam diri klien terdapat dua pribadi yang saling
bertentangan, dimana satu pihak berusaha untuk menuju perubahan yang
diinginkan, sedangkan di sisi lain terdapat pihak yang berusaha mempertahankan
perilaku dimaksud karena adanya Secondary Gain.
Secara garis
besarnya, faktor yang mempengaruhi ka MW belajar dan mengerjakan tugasnya ini
yaitu faktor internal (faktor dari dalam individu), yakni keadaan kondisi
pikiran dan kedisiplinan yang kurang. Faktor eksternal (faktor dari luar individu), yakni
kondisi lingkungan seperti pekerjaan, dosen, teman-teman, bahkan orangtua.
besarnya, faktor yang mempengaruhi ka MW belajar dan mengerjakan tugasnya ini
yaitu faktor internal (faktor dari dalam individu), yakni keadaan kondisi
pikiran dan kedisiplinan yang kurang. Faktor eksternal (faktor dari luar individu), yakni
kondisi lingkungan seperti pekerjaan, dosen, teman-teman, bahkan orangtua.
E.
PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN
PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN
Untuk kasus yang dialami ka MW maka pendekatan konseling yang saya
gunakan adalah pendekatan konseling berfokus pada belief
yang tidak rasional agar menjadi masuk akal (cognitive behavior therapy)
pada sesi atau pertemuan yang pertama. Namun, saat pertemuan kedua dia masih
tetap masalahnya belum ada perkembangan. Maka saya memutuskan menggunakan
pendekatan konseling
berfokus pada klien (client center
therapy) yang saya kira cukup tepat. Dan ditambahkan dengan pendekatan
skedul-penguatan dari behavior.
gunakan adalah pendekatan konseling berfokus pada belief
yang tidak rasional agar menjadi masuk akal (cognitive behavior therapy)
pada sesi atau pertemuan yang pertama. Namun, saat pertemuan kedua dia masih
tetap masalahnya belum ada perkembangan. Maka saya memutuskan menggunakan
pendekatan konseling
berfokus pada klien (client center
therapy) yang saya kira cukup tepat. Dan ditambahkan dengan pendekatan
skedul-penguatan dari behavior.
Client-Centered Therapy sering juga disebut Psychotherapy Non-Directive, atau Person–Centered Therapy, yaitu suatu metode perawatan psikis yang
dilakukan dengan cara berdialog antara konselor dengan klien, agar tercapai
gambaran yang serasi antara ideal self (diri klien yang ideal) dengan actual
self ( diri klien sesuai kenyataan yang sebenarnya) yang sejalan juga
dengan teorinya pada hipnoterapi yaitu Parts therapy yang dikenalkan Yan
Nurindra.
dilakukan dengan cara berdialog antara konselor dengan klien, agar tercapai
gambaran yang serasi antara ideal self (diri klien yang ideal) dengan actual
self ( diri klien sesuai kenyataan yang sebenarnya) yang sejalan juga
dengan teorinya pada hipnoterapi yaitu Parts therapy yang dikenalkan Yan
Nurindra.
Tujuan dasar terapi client–centered therapy adalah membuat klien
menyadari kepribadian dia yang bimbang. Seperti klien sangat ingin lulus
kuliah, namun masih saja malas menyelesaikan tugas akhir skripsinya. Dan
pendekatan pada sesi konseling kali ini pada kedisiplinan klien.
menyadari kepribadian dia yang bimbang. Seperti klien sangat ingin lulus
kuliah, namun masih saja malas menyelesaikan tugas akhir skripsinya. Dan
pendekatan pada sesi konseling kali ini pada kedisiplinan klien.
Dan tujuan dasar
dari skedul-penguatan adalah dengan meng re-inforcement dengan rewards
agar bertambah dan terus-menerus perilaku yang baik itu dipertahankan.
dari skedul-penguatan adalah dengan meng re-inforcement dengan rewards
agar bertambah dan terus-menerus perilaku yang baik itu dipertahankan.
F. DESKRIPSI PROSES KONSELING
Pada awal pertemuan dengan klien saya
bertanya panggilan yang akan saya gunakan nanti, apakah boleh saya panggil MW
atau ka MW. Terus dia bilang boleh yang mana aja tidak apa. Dan saya pilih saja
‘ka MW’ adalah pilihan yang cukup etis untuk teman saya ini yang sedang perlu konsultasi.
bertanya panggilan yang akan saya gunakan nanti, apakah boleh saya panggil MW
atau ka MW. Terus dia bilang boleh yang mana aja tidak apa. Dan saya pilih saja
‘ka MW’ adalah pilihan yang cukup etis untuk teman saya ini yang sedang perlu konsultasi.
Ka MW mengatakan
kesusahan masalah judul, hampir 4 judul atau lebih sering revisi. Terus pada
saat judulnya diterima dia mengatakan tidak semangat mengerjakannya. Saya
memahami dia hanya kurang disiplin dalam konteks tidak semangatnya.
kesusahan masalah judul, hampir 4 judul atau lebih sering revisi. Terus pada
saat judulnya diterima dia mengatakan tidak semangat mengerjakannya. Saya
memahami dia hanya kurang disiplin dalam konteks tidak semangatnya.
Terus, contoh
kurang disiplinnya adalah cape mencari bahan dan literaturnya. Awal-awalnya
memang semangat aja.
kurang disiplinnya adalah cape mencari bahan dan literaturnya. Awal-awalnya
memang semangat aja.
Saat masih di
awal-awal saya menanyakan benefit (keuntungan) dia saat sudah terjadi
perubahan nanti. Apa yang terjadi. Terus dia menjawab, “lega, puas, hanya dua
positifnya.” Terus saya tanya lagi ada lagi. Dia jawab mungkin itu saja.
awal-awal saya menanyakan benefit (keuntungan) dia saat sudah terjadi
perubahan nanti. Apa yang terjadi. Terus dia menjawab, “lega, puas, hanya dua
positifnya.” Terus saya tanya lagi ada lagi. Dia jawab mungkin itu saja.
Berhubungan dengan
manfaat yang dinyatakan saya fahami, masih kurang benefit dia mengatasi
kemalasan tersebut dengan kepribadian agar disiplin kepribadiannya. Jadi, saya
berikan sebuah pendekatan behavior skedul-penguatan. Dengan
mengatakan, “sekarang ka MW.. coba imajinasikan, coba imajinasikan hal-hal apa
lagi yang didapat saat sudah selesai atau lulus tugas skripsi atau kuliah ini.
Dan saya beri waktu sejenak, kalau sudah. Saya diam sejenak, kalau sudah
silahkan saja bicara ka MW….”. Dia
diam beberapa detik dan mengatakan, “oh.. gini.. setelah kaka lulus pastinya
kaka dibanggakan orangtua, teman, dan dapat pekerjaan.”
manfaat yang dinyatakan saya fahami, masih kurang benefit dia mengatasi
kemalasan tersebut dengan kepribadian agar disiplin kepribadiannya. Jadi, saya
berikan sebuah pendekatan behavior skedul-penguatan. Dengan
mengatakan, “sekarang ka MW.. coba imajinasikan, coba imajinasikan hal-hal apa
lagi yang didapat saat sudah selesai atau lulus tugas skripsi atau kuliah ini.
Dan saya beri waktu sejenak, kalau sudah. Saya diam sejenak, kalau sudah
silahkan saja bicara ka MW….”. Dia
diam beberapa detik dan mengatakan, “oh.. gini.. setelah kaka lulus pastinya
kaka dibanggakan orangtua, teman, dan dapat pekerjaan.”
Ditengah-tengah
konseling dia juga sempat menanyakan balik, “bagaimana caranya disiplin itu..”
terus saya bilang, “keadaan saat ini > ditentukan tindakan > yang diambil
dari keputusan > dan diproses oleh pikiran/perasaan > dalam kata-kata afirmasi
yang ingat. Saya berikan contoh sebuah buku, bagaima menghilangkan buku dari
atas meja. Saya ambil bukunya, dengan tangan, lalu pindahkan ke lain atau
buang. Karena tidak bisa kita hilangkan dengan pikiran saja. Begitu juga
ketidakdisiplin ka MW dalam mengerjakan tugasnya. Saya pandu bahwa dengan
skedul-penguatan dia seharusnya bisa mengingat hal-hal yang membuat dia bahagia
(peaceful place) dan tadi sudah ada lima hal yang diungkapkannya setelah
di akhir-akhir konseling. Dan menunggu perkembangan selanjutnya.
konseling dia juga sempat menanyakan balik, “bagaimana caranya disiplin itu..”
terus saya bilang, “keadaan saat ini > ditentukan tindakan > yang diambil
dari keputusan > dan diproses oleh pikiran/perasaan > dalam kata-kata afirmasi
yang ingat. Saya berikan contoh sebuah buku, bagaima menghilangkan buku dari
atas meja. Saya ambil bukunya, dengan tangan, lalu pindahkan ke lain atau
buang. Karena tidak bisa kita hilangkan dengan pikiran saja. Begitu juga
ketidakdisiplin ka MW dalam mengerjakan tugasnya. Saya pandu bahwa dengan
skedul-penguatan dia seharusnya bisa mengingat hal-hal yang membuat dia bahagia
(peaceful place) dan tadi sudah ada lima hal yang diungkapkannya setelah
di akhir-akhir konseling. Dan menunggu perkembangan selanjutnya.
G. AKHIR KONSELING
Penafsiran yang
dapat saya berikan yaitu bahwa Konseli merasa bingung dengan pekerjaannya,
meskipun pilihan yang ada sebenarnya tampak jelas yaitu dikerjakan dengan
disiplin atau bermalas-malasan, namun kurang disiplin afirmasi dia kurang kuat,
sehingga pada akhirnya membuat nya mengalami masalah ; kurang disiplin dalam
mengerjakan sebuah tugas.
dapat saya berikan yaitu bahwa Konseli merasa bingung dengan pekerjaannya,
meskipun pilihan yang ada sebenarnya tampak jelas yaitu dikerjakan dengan
disiplin atau bermalas-malasan, namun kurang disiplin afirmasi dia kurang kuat,
sehingga pada akhirnya membuat nya mengalami masalah ; kurang disiplin dalam
mengerjakan sebuah tugas.
Konseling kami diakhiri dengan
keputusan yang dibuat oleh ka MW yaitu ia memutuskan untuk mencoba mengingat 5 hal
tersebut saat sedang bimbang dan tidak disiplin. Yaitu, dengan mengingat
orangtua, mengingat teman-temannya, dosennya yang memotivasi, masa depan yang
ia inginkan, dan pekerjaannya yang ia dapatkan.
keputusan yang dibuat oleh ka MW yaitu ia memutuskan untuk mencoba mengingat 5 hal
tersebut saat sedang bimbang dan tidak disiplin. Yaitu, dengan mengingat
orangtua, mengingat teman-temannya, dosennya yang memotivasi, masa depan yang
ia inginkan, dan pekerjaannya yang ia dapatkan.
H. REFERENSI
************. “Slide Materi:
Pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT).ppt”
Pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT).ppt”
____________. “Slide Materi: Pendekatan
Client-Centered Therapy.ppt”
Client-Centered Therapy.ppt”
____________. “Slide Materi:
Teknik Konseling.ppt”
Teknik Konseling.ppt”
____________. “Video Materi:
Client-Centered Terapi Gunadarma.mp4”
Client-Centered Terapi Gunadarma.mp4”
***********. “Slide Materi: Psikologi Konseling Pendekatan Behavior.pptx”
(presentasi kuliah Mei 2014)
(presentasi kuliah Mei 2014)
Nurindra, Yan. “Filosofi Teknik Parts Therapy”.
*** Komentar ini telah dihapus secara otomatis karena telah terindikasi SPAM dan IP Address yang sama ***
bookmark dulu ah
Kalau bisa gunakan nama saat berkomentar
dan bukan komentar singkat 2-5 kata atau akan dihapus.
keren makalahnya
Terimakasih. By the way, ini bukan makalah, tetapi dokumen laporan konseling di tugas kuliah.
menginspirasi
Terima kasih pak, artikelnya menambah wawasan dalam konseling.
sama-sama