Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes Dicky Sondani melaporkan kronologis korban diperkosa massal bermula pada malam hari (06/2017) saat bertemu dengan kawannya inisial ‘D’ (belum diketahui: kawan dekat / kawan kenal singkat saja), lalu ‘D’ ini mengajaknya jalan ke arah pinggir sungai. Ternyata di pinggir sungai ternyata korban diperkosa si ‘D’.
“Korban suatu saat melintas di jalan, bertemu salah seorang kawannya yang berinisial ‘D’ yang mengajak jalan-jalan ke pinggir sungai. Di pinggir sungai ternyata korban diperkosa.” ucap Kombes Dicky. (10/2017)
Korban ini masihlah seorang bocah SMP kelas 1 di Luwu, Sulawesi Selatan. Korban baru ‘curhat’ ke neneknya setelah 4 bulan lamanya disimpan sendiri. Mungkin karena faktor neneknya bekerja jauh di luar negeri sebagai seorang Tenaga TKI.
Namun Kombes Dicky menduga bahwa korban tersebut mungkin saja malu, pasalnya tertekan kejadian itu, tapi lama kelamaan korban juga tidak tahan untuk menceritakannya ke orang lain, dalam hal ini neneknya langsung.
“Mungkin dia takut, mungkin dia malu. Mayoritas kasus perkosaan kenapa tidak mau lapor, adalah malu. Mungkin dia tertekan namun lama kelamaan, perasaan itu terbongkar juga akhirnya dia sampaikanlah ke neneknya itu. Dengan memberanikan diri neneknya melaporkan kasus tersebut pada kepolisian,” kata Dicky.
Hal yang sangat meresahkan adalah bukan hanya 1 orang yang memerkosa korban, tetapi hingga 21 orang (tersangka). Bermula dari bujukan si ‘D’ pertama ke arah pinggir sungai, dan langsung memerkosa korban, tetapi malah setelah selesai, ‘D’ mengajak kawan yang lainnya melakukan hal yang sama.
“Setelah diperkosa, ‘D’ mengajak kawan-kawan yang lain untuk ikut melakukan hal tersebut. Ada belasan orang yang melakukan.” , terang Kombes Dicky
source: bbc.com