Emosi-Emosi Dasar Jiwa Manusia

Ada seorang psikolog dan juga pakar antropologi Paul Ekman serta rekannya Wallace V. Friesen (1971) membuktikan hasil penelitiannya mengenai apa saja emosi dasar yang ada pada manusia.
Emosi-Emosi Dasar Jiwa Manusia_b
Foto Terbaru Paul Ekman | Penemu 6 Emosi Dasar Manusia

Dia memutuskan memilih ribuan orang di bumi yang terpencil (segi fasilitas, gaya hidup, dan wawasan). Tujuannya memilih tempat tersebut adalah untuk menghindari biasnya hasil penelitian yang tidak valid dan tidak reliabel (Ekman & Friesen, 1971).

Perantauannya ke Papua Nugini bagian timur serta bagian baratnya di tahun 1967-1968 tersebut, dengan meneliti sebesar 1601 orang-orang di Papua sana yang terdiri dari 1039 dewasa dan 562 anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, baik anak usia 6-7 tahun maupun 14-15 tahun, dan dengan prosedur yang sama, hasilnya tidak ada perbedaan yang signifikan dengan menggunakan uji beda t test, dan hanya mendapat angka penyimpangan (deviasi) sekecil 0,03 dan 0,01 untuk subjek dewasa, dan 0,01 subjek anak kecil (Ekman & Frisen, 1971).
Akhirnya dia menyimpulkan (Ekman & Friesen, 2003) hanya ada 6 emosi dasar manusia yaitu terkejut, ketakutan, jijik, kemarahan, kesenangan, dan kesedihan yang menurutnya sekarang dapat dianggap sebagai emosi universal terdapat di setiap orang.
Image source: paulekman.com | Foto Masa Muda Paul Ekman disaat perantauan meneliti
“6 Emosi Universal Dasar Manusia”


Emosi dasar manusia dapat muncul dengan secepat kilat (micro expression) dan ada juga yang bertahan lama/mudah terlihat (disebut macro expression) (Hadnagy, 2014).

Contoh sebuah ekspresi emosi kecepatan makro adalah ketika sang bayi jatuh ke pangkuan Ibunya, si Ibu akan menampilkan macro expression, yaitu ekspresi wajah yang sangat lama, begitu juga pada emosi kesenangan atau ketakutan (Hadnagy, 2014)

Perbedaan sebuah macro expression dan micro expression adalah jika micro expression sangatlah cepat dari 1/5 detik hingga 1/25 detik, sedangkan macro expression bisa di antara 2 dan 4 detik (Hadnagy, 2014) .Perbedaan utama di antara dua itu ialah bahwa macro expression adalah ekspresi emosi yang kita ingin orang-orang lihat. Di sisi lain, suatu micro expression sesuatu yang tanpa kesengajaan, di bawah kontrol, dan seringnya menampilkan isi emosi individu yang sebenarnya sedang dialaminya saat itu (Hadnagy, 2014). Hanya saja terlalu cepat sehingga diperlukan rekaman video untuk menganalisanya, contohnya menganalisa kebohongan maka perlu rekaman ulang video.

Dan macro expression yang salahsatunya tampak pada wajah orang yang dapat kita amati dengan perlahan, berikut contoh ekspresi wajah:

Tingkat kesulitan 1: mudah
coba bedakan 6 emosi dari ekspresi ini, jawab dengan cepat?

Image source: indahmanullang.blogspot.com

 

Tingkat kesulitan 2: agak sulit
coba bedakan 6 emosi dari ekspresi ini, jawab dengan cepat?

Image source: dedenhendrayana.files.wordpress.com

 

 

Tingkat kesulitan 3: rumit
coba bedakan 6 emosi dari ekspresi ini, jawab dengan cepat?

Emosi-Emosi Dasar Jiwa Manusia
Image source: pistilbooks.com

 

Bagaimana? ekspresi khusus untuk yang terakhir di tingkat 3 di atas banyak yang bercampur/lebih dari satu emosi (blending) atau mungkin ada yang berperilaku/bereaksi satu di antara ini; (i) simulate (berusaha menampilkan ekspresi emosi yang sebenarnya tidak ada muatan emosi), (ii) neutralize (berusaha meredam/menghilangkan ekspresi emosi yang sebenarnya memiliki muatan emosi tapi dikendalikan), atau (iii) mask (berusaha menampilkan ekspresi emosi yang berbeda dari muatan emosi sebenarnya dimiliki, contoh bereaksi marah padahal ketakutan) (Ekman & Friesen, 2003).

Sekarang mari perhatikan adakah orang di dekat Anda saat ini juga? bayangkan wajah orang di dekat Anda ini, apakah sedang senang (happy) saat ini juga, apa reaksi Anda? Pastinya semua orang sudah tahu bahwa pasti Anda akan merasa nyaman, damai, dan tenteram.

Tetapi bayangkan saat Dia berwajah emosional atau marah (angry) tentu reaksi Anda akan tidak nyaman, tidak damai, dan tidak tenteram.

Berita buruknya adalah ada 2 emosi dasar yang merugikan dalam jiwa manusia dan dilarang secara eksplisit dalam Islam atau secara tidak langsung dilarang (bagi yang berpikir) untuk digunakan.

Emosi dasar yang merugikan tersebut adalah marah (angry), dan jijik/merendahkan (disgust).

Berita baiknya adalah adanya 4 emosi dasar jiwa yang berguna sekali untuk digunakan. Emosi dasar yang sangat berguna ini ialah senang (happy), takut (fear), sedih (sad), terkejut (surprise).

Takut & sedih kok bisa berguna? marah & jijik/merendahkan kok merugikan? Paragraf berikut-berikutnya saya akan buktikan mengapa.

Sekarang saya mau bertanya, apakah Anda tahu 2 emosi dasar diri kita seperti ‘kemarahan’ (angry), ataupun reaksi ‘jijik/merendahkan’ saat digunakan sangat tidak menguntungkan dan tidak ada gunanya sama sekali dalam banyak situasi.

Pikirkan (dengan otak) dan renungi (dengan hati) petunjuk ini:

“… baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” [QS.Ali ‘Imran:134.]

“… dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Berilah aku wasiat?” beliau bersabda: “Janganlah kamu marah.” Laki-laki itu mengulangi kata-katanya, beliau tetap bersabda: ‘Janganlah kamu marah.’ ” [HR. Bukhari:5651]

“Barangsiapa yang menahan amarahnya, sedangkan ia mampu untuk menumpahkannya, maka Allah akan memanggilnya kelak pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk, sehingga Allah memberikannya pilihan yang ia inginkan.” [HR. Tirmidzi:1944]

“… orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika ia marah.” [HR. Bukhari:5649]

“… ‘Sungguh aku mengetahui satu kalimat yang seandainya diucapkan, maka marahnya akan hilang. Audzu billahi minasy-syaithaainir rajiim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk).’ … Orang laki-laki yang marah tersebut berkata: ‘Apakah kamu menganggap saya sudah gila?’ ” [HR. Muslim:4726]

“Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah.” [QS. Al A’raaf:200]

“Tidak ada tegukan yang lebih besar pahalanya di sisi Allah daripada tegukan amarah yang ditahan dari seorang hamba karena mencari keridlaan Allah.” [HR. Ibnu Majah:4179]

“Abu Rafi’ bahwasanya ia pernah melewati Hasan bin Ali ketika Hasan sedang melaksanakan shalat. Hasan waktu itu menggulung rambutnya dan meletakkannya pada tengkuk, namun Abu Rafi’ mengurainya kembali. Maka Hasan pun berpaling kepadanya dengan marah. Abu Rafi’ berkata: ‘Kembalilah shalat dan jangan marah, karena aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Itu adalah tempat duduk setan.’ ” [HR. Tirmidzi:350]

Namun ada juga yang agak mirip dengan emosi marah, yaitu perilaku marah yang terkadang sering disamakan dengan emosi marah. Contohnya adalah ketika seseorang di anggap bersalah, maka bisa dimarahi mereka yang berkata itu dengan cara perilaku marah dengan suara yang netral tapi isinya semantik marah (makna kalimatnya marah), namun dengan tidak adanya muatan emosi marah yang bergejolak di dalam hati kecil Anda.

Lanjut kerugian emosi jijik/merendahkan. Dan di sini merendahkan yang dimaksud bukanlah dalam konteks sikap tawadhu, karena kita sekarang dalam konteks sikap merendahkan (disgust) terhadap orang lain dan atau kepada sesuatu hal.

 

Pikirkan (dengan otak) dan renungi (dengan hati) petunjuk ini:

“… Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [QS. Al Hujuraat:12]

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” [QS. Al Hujuraat:11]

“Wanita itu berkata: ‘Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina.’ [QS. Yusuf:32]

“Lalu sebahagian mereka menghadapi sebahagian yang lain seraya cela mencela. Mereka berkata: “Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas.” [QS. Qalam:30-31]

“(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih. [QS. At-Taubah:79]

“Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka,” [QS. Al-Mu’minuun:110]

“… Ibnu Abbas ia berkata; Dahulu orang-orang jahiliyyah biasa makan beberapa macam makanan dan meninggalkan beberapa makanan karena jijik. Kemudian Allah Ta’ala mengutus Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menurunkan Kitab-Nya, serta menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram. …” [HR. Abu Daud:3306]

Lain halnya, dengan 4 emosi yang seratus persen bermanfaat yaitu emosi kesenangan atau happiness, ketakutan atau fear, kesedihan atau sadness, dan terkejut atau surprise. Alasannya adalah banyak situasi yang dapat bermanfaat jika Anda menggunakan 4 emosi ini dan menghindari 2 emosi itu.

  • Tahukah Anda? jika Anda marah itu sama dengan (“=” dalam matematika) syetan mengubah otak dan hati Anda karena mengikuti bisikannya.
  • Masihkah Anda membangun/mengedit kedisiplinan dalam MOS/ospek dengan marah ke peserta? Apa Anda menyangkal AlQur’an dan Hadis shahih?
  • Masihkah menggunakan marah untuk berlatih tenaga dalam?
  • Jika Anda bertemu dengan orang yang baru dikenal, Masihkah mata/wajah Anda menatapnya dengan mata yang tegang dan sejenisnya? padahal itu hanya akan menumbuhkan attiude/sikap penyakit ‘ain (mata jahat yang dipengaruhi jin yang jahat) pada Anda.
  • Setujukah Anda ‘takut’ bisa berguna dalam situasi tertentu? artinya emosi ini bermanfaat.
  • Setujukah Anda ‘sedih’ bisa berguna dalam situasi tertentu juga?

 

Bagaimana pendapat Anda?


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *