Ilustrasi Kepribadian Ganda di film SPLIT (2016) | Image source: exploringyourmind.com |
Tetapi, sebenarnya tidak selamanya diri yang berubah-ubah pembawaannya memiliki arti kepribadian ganda. Bukan itu. Kepribadian Ganda adalah Individu yang memiliki “Alter Ego” yaitu individu yang mengalami diskoneksi antara satu kepribadian dengan kepribadian utama. Ini yang menyebabkan satu kepribadian yang lain sering mengalami lupa keseharian penuh melakukan apa saja, pergi kemana saja (diluar wajarnya ingatan normal). Itulah “Alter Ego”. Kebalikannya adalah “Ego State” yang tidak terjadi diskoneksi antar kepribadian atau walaupun kita merasa banyak kepribadian tetapi masih merasa satu diri saja (ingat semua yang terjadi secara wajar). Jargon ‘egoisnya’ populernya adalah “Aku adalah aku” :).Mengapa saya mengatakan egois, karena kita perlu sekali-kali berbincang dan merenung dengan bagian diri kita, bukannya kita bermasalah mental, tetapi kita dapat mencapai resolusi setiap keinginan, setiap problem, setiap konflik, dan semua kesalahan diri kita sebenarnya bukan kesalahan hanya bagian dari diri kita yang mempunyai tujuan positif dalam sudut pandang berbeda.
1. Dissociative Amnesia
Ketika Individu mengalami hal ini dirinya bakal tidak dapat mengingat suatu kejadian atau periode waktu, atau tidak dapat mengingat spesifik aspek suatu kejadian/periode waktu tersebut, atau kehilangan total identitas/riwayat hidupnya.
2. Dissociative Identity
Hadirnya dua lebih identitas yang berbeda Identitas-identitas yang berbeda ini dibarengi dengan perubahan perilaku, ingatan, dan gaya berpikir. Serta terjadinya kekosongan ingatan mengenai peristiwa seharian penuh, informasi-informasi pribadi, atau ingatan tentang kejadian traumatis masa lalu.
Hal ini menarik saat kita membingungkan seseorang yang ahli dua atau lebih disiplin Ilmu yang berbeda, pertanyaan seperti “Apakah dia Multi-talenta? atau Gangguan Disosiasi Identitas?” temukan jawabannya dengan cara membaca hingga tuntas :).
3. Depersonalization/Derealization
Depersonalization adalah Pengalaman tidak nyata atau terlepas dari pikiran, diri atau tubuh seseorang. Orang-orang mungkin merasa seolah-olah berada di luar tubuh mereka dan menonton peristiwa yang terjadi pada mereka.
Sedangkan Derealization adalah Pengalaman tidak nyata atau terlepas dari lingkungan sekitar seseorang. Orang mungkin merasa seolah-olah benda dan orang di dunia di sekitar mereka tidak nyata
Nah terlihat jelas bukan? masing-masing memiliki gejala-gejala yang berbeda untuk memahaminya dan mengapa penyebutan kepribadian ganda kurang sesuai. Nah kali ini saya ingin memfokuskan membahas tentang banyaknya Orang yang merasa Dirinya Berkepribadian Ganda. Jadi, jika orang itu tidak memiliki “Alter Ego” maka bukanlah kepribadian ganda atau bukan Dissociative Identity. Seperti disebutkan di awal artikel.
Mungkin ada baiknya menyimak hiburan berikut ini mengenai Tuduhan Kepribadian Ganda terhadap seorang Tersangka kriminal di sebuah film Neurologi/Psikologi. Selamat mempelajarinya.
Eksperimen Kepribadian Ganda Pre-Conception Serial TV Mr.Brain (2009)
Memahami Kondisi-Kondisi Kepribadian
Image source: Gettyimges/Francesco Carta fotografo |
Mengkesplorasi kepribadian ganda sangat menarik. Teori yang cukup mendalam terkait hal ini adalah dari John G. Watkins & Helen H. Watkins dalam publikasi “Ego State: Theory and Therapy (1997). Dan juga dari Gordon Emmerson pada “Ego State Therapy (2003)” dan “Resource Therapy”.
Baiklah jadi dalam diri kepribadian kita terdapat beberapa kondisi. Ego Surface, Ego Underlying, Ego State/Introject/Part, Alter Ego, Ego Normal, Vaded Ego, Retro-Function Ego, Conflicting Ego, dan Malevolent Ego. Nah jenis-jenis Ego tersebut akan saya bagikan berdasarkan suatu sumber (adiwgunawan.com).
Berdasarkan artikel sumber tersebut akan saya coba bagikan ulang masing-masingnya, Kalau dilihat dari seberapa sering “Satu” Kepribadian seseorang muncul yaitu Ego Surface (sering) vs Ego Underlying (jarang/tidak mau).
Namun jika melihat bagimana latarbelakang proses terbentuknya bagian kepribadian seseorang tersebut saat mengalami trauma di masa kecil dan berkembang negatif di masa dewasa maka disebut “Ego Part”. Ketika “Ego Introject” adalah kepribadian yang berkembang seiring memodel orang lain/figur yang signifikan baginya. Lalu, untuk pembentukan “Ego State” terjadi karena kita membedakan satu hal dengan hal lainnya seperti minuman yang baik dan tidak baik, orang jahat dan orang baik.
Mungkin Anda tidak menyadari di paragraf sebelumnya saya ada menyebutkan “Ego Underlying (jarang/tidak mau)” Nah, mengapa bagian kepribadian ini disebut tidak mau? Karena sebenarnya pikiran kita memiliki tujuannya masing-masing yang jika dalam kondisi mental yang sehat tidak ada masalah bagi kita. Kita masih menyebutnya “jarang” saja suatu kepribadian kita gunakan. [Isur/pen]
REFERENSI:
https://hype.grid.id/read/431946297/punya-9-kepribadian-anastasia-wella-kenapa-ada-sosok-orang-lain-di-tubuh-saya?page=all
https://www.idntimes.com/science/experiment/patricia-firscha/10-tanda-kamu-memiliki-kepribadian-ganda/full
https://www.sehatq.com/artikel/mengubah-diri-agar-cocok-dengan-teman-ini-ciri-kepribadian-ganda
https://lifestyle.bisnis.com/read/20190207/54/886312/ini-5-kisah-kepribadian-ganda-salah-satunya-jadi-film-layar-lebar
https://www.adiwgunawan.com/articles/understanding-ego-state
https://www.psychiatry.org/patients-families/dissociative-disorders/what-are-dissociative-disorders